Jakarta, Pertemuan negara G 20 baru selesai, dan menghasilkan beberapa kesepakatan tentang pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi covid-19, dari salah satu kesepakatan tersebut adalah mengenai krisis energi dunia, dan tidak heran anggota G20 meminta negara negara opec dan Rusia menambah kuota pasokan energinYa sesuai kebutuhan masyarakat dunia.
Namun sejak dikeluarkaN resulusi roma tersebut, belum ada sikap dari anggota opec dan rusia untuk menambah pasokan ekonomi dunia. Dan sikap ini mungkin dengan ketidak hadIran China dan Rusia dalam pertemuan roma tersebut
Dan sikap pengabaian ini terkait dengan krisis iklim bumi, dan ini sudah menjadi perhatian dunia, dan bahkan China telah melakukan kebijakan dibidang batu-bara, dan memerintahkan penduduk nya untuk menimbun kebutuhan pokoknya.
Mellihat situasi yang demikian tersebut, setiap group ekonomi dunia dan negara negara pemberi pinjaman atau dikenal negara donor sudah melakukan manuver presure kepada negara yang mereka beri pinjaman, begitu juga China yang memberi bantuan pinjaman pembangunan pada Indonesia, dan telah menelan korban yaitu Waskita Karya yang menjual asetnya dank ereta api cepat dari biaya swasta direvisi di biayayai oleh APBN.
Dengan peristiwa tersebut, seharusnya Indonesia segera mengajukan trobosan-trobosan jika hantu krisis energi datang, dan jangan sampai hantu krisis energi membuat ekonomi semakin terpuruk lebih-lebih hutang negara sudah melebihi ambang batas ratio. Dan disini ujinya para Legislator, senator, para menteri dan eksekutive, dan partai-partai mampu mengakkan ekonomi bangsa yang cerdas dan sejahtera.
