Sri-Bintang Pamungkas (SBP)
Wartawan Senior temanku di Era Soeharto, Lukas Luwarso, menulis tentang Stockholm Syndrome, terkait hubungan Wowok dan Wiwik.
Sindroma Stockholm itu muncul dari peristiwa penyanderaan 4 pegawai bank di Stockholm, Swedia, pada Agustus 1973, oleh seorang perampok bank. Dalam penyekapan selama seminggu sebelum polisi mengakhirinya, rupanya telah terjalin keterikatan batin yang mengakibatkan simpati yang dalam antara penyandera dan yang disandera.
Bahkan satu di antara tiga wanita yang disandera menjadi jatuh cinta kepada si penyandera. Di dalam Sidang Pengadilan, mereka yang tersandera pun justru membela penyanderanya.
Sindroma sesungguhnya adalah rangkaian gejala terkait penyakit tertentu atau keadaan tak normal. Tetapi Stockholm Syndrome dianggap bukan sebagai mental disorder atau psychological illness, melainkan abnormal psychological response yang timbul dalam bentuk ketergantungan dan penghambaan diri dari pihak korban kekerasan kepada pihak yang melakukan kekerasan. Sindroma Stockholm menjadi perhatian para psykhiater di seluruh Dunia.
Kurang setahun sesudah itu Sindroma Stockholm muncul di California, Amerika Serikat. Pada Februari 1974, Patricia Hearst, gadis berusia 19 tahun anak seorang milyarder, diculik oleh gerombolan Symbionese Liberation Army (SLA). Konon Patty mengalami kekerasan seksual dan brain washing.
Setahun kemudian, Polisi mengenali Patricia ternyata ikut bersama secara aktif dalam perampokan sebuah toko. Polisi pun menghubungkannya dengan beberapa perampokan bank sebelum itu. Dalam tembak-menembak 6 orang anggota SLA tertembak mati dan Patty yang selamat menjadi tahanan polisi.
Patty terbukti bersalah dan Pengadilan pun menjatuhi hukuman penjara 7 tahun. Dua tahun setelah masuk penjara Presiden Jimmy Carter memberikan Patricia pengampunan. Pada 1979 Patty menikah dengan polisi yang menangkapnya dan sekaligus menjadi bodyguard-nya.
Hubungan Wowok dan Wiwik yang dianggap tidak normal selama 5 tahun terakhir sampai diresmikan menjadi Presiden RI, dikaitkan dengan Sindroma Stockholm. Sekalipun Wiwik tidak melakukan tindakan kekerasan, tapi dia berhasil membikin Wowok bertekuk lutut.
Hanya karena Wiwik, maka Wowok bisa menjadi Presiden RI; lalu dijadikannya Wiwik sebagai tokoh pujaannya. Wowok dianggap menjadi sangat tergantung kpd Wiwik. Bahkan Wowok pada hakekatnya sudah tersandera lahir dan batin oleh Wiwik.
Karena kerusakan dan kehancuran yang dibuat Wiwik selama 10 tahun terhadap NKRI, rakyat menghendaki Wiwik dihukum berat… Atau, paling tidak dijauhkan dari Wiwik agar Wowok tidak selalu mengekor Wiwik. Dari cerita peristiwa Patricia Hearst di atas, pemisahan Wiwik dari Wowok hanya bisa terjadi apabila aparat hukum bisa membungkam Wiwik selama-lamanya.
Tetapi Jakarta Syndrome tidak sama dengan Stockholm Syndrome. Mereka yang sebelum tersandera adalah orang2 yang hidupnya sehat dan normal. Sedang Wowok tidak. Banyak peristiwa sebelumnya yang menunjukkan Wowok sudah menderita psychological disorder.