Jakarta, peristiwa agresi Israel ke Wilayah Palestina, ada kaitan memanasnya konflik Amerika China,dimana China telah menguasai Negara Zimbabwe,Kenya,Ziboti, dan Maladewa di Afrika dengan proyek Insfratrukturnya, yang menyebabkan negara tersebut tidak dapat membayar hutang kepada China dan kondisi ini dimata Amerika membahayakan jalur terusan suez, yang selama ini polisinya selaku Adikuasa dan Adidaya diterusan tersebut adalah Amerika Serikat, maka tidak heran Beiden mendukung Agresi itu.
Dan ini dibuktikan juga dengan adanya permintaan China, Tunisia dan Norwegia untuk dewan keamanan PBB rapat tanggal 14 mei 2021 terkait agresor Israel di wilayah Yuridiksi Palestina. Dan sikap ini disambut dengan pernyataan Jokowi terhadap kasus Palestina dan sikap Jokowi secara komunikasi politik Indonesia, yang juga gelisah mungkin masalah Palestina bisa berpindah ke Indonesia dengan konflik laut China se latan dan Papua yang mana Amerika Serikat dan China sudah memberi sinyal dengan sikap laporan tahunan pemerintahan Beiden tentang HAM dan sinyal pemerintah China yang tidak mengakui perjanjian unclos dan partai komunisnya mendukung Papua merdeka.
Kegelisahan Jokowi ini wajar dimana kondisi ekonomi bermasalah, kondisi politik dalam Negeri belum kondusif dan masyarakat terbelah dan ini mirip peristiwa 1998 dan lepasnya Timor-Timur.
Dengan kondisi seperti komponen bangsa, komponen pertahanan dan keamanan serta legeslatif dan yudikatif harus hati- hati dalam menegakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan nilai-nilai Pancasila harus jadi parameter dan konstitusi Undang-Undang 45 harus segera dikembalikan sebagai kontrol dari Undang Undang dan galang persatuan dan ke bhinekaan.