JAKARTA,Sejak dikeluarkan peraturan pemerintah no 57 tahun 2021 yang salah satu materinya tidak mewajibkan pelajaran ideologi pancasila didalam proses belajar mengajar disekolah, poros nasionalis religius makin penampakannya makin nyata, baik didalam birokrasi mau pun diluar birokrasi. Ini bisa dilihat dari pertemuan partai keadilan sejahtra (PKS) dan partai persatuan pembangunan, dan pertemuan tersebut mendapat respek dari Partai Bulan Bintang, begitu juga dengan ditolaknya KLB Demo krat , serta terbentuknya partai Umat dan adanya komentar pelaku tokoh kami dan salah satu senior di TNI Sebelumnya penampakan poros itu sebenarnya sejak april 2020 sejak masuknya haluan ideologi pancasila, sudah terlihat dimana mereka semua itu menolak dan meminta haluan ideologi pancasila dikeluarkan dari prolegnas,dan sikap legeslatip dan eksekutip menunda pembahasan tersebut.
Jika dilihat dari komentar masyarakat dimedia sosial maupun media cetak, komen Gatot Nurmantio yang meru pakan tokoh kami dan salah satu senior TNI, yang mengatakan bahwa ”tidak masalah disebut provokator demi mebela negara dan pancasila dan Undang-Undang Dasar 45,” sikap itu nasionalis religius dan itu bagian dari sumpah prajurit dan seirama dengan tujuan poros tengah religius. Dan berkaitan dengan makin kencangnya penolakan tentang pepres yang mentidak wajibkan pelajaran pancasila disekolah arus terbentuk poros tengah nsionalis religius makin cepat dan ini ancaman buat oligarki.
