JAKARTA, Mulai dari peristiwa Jalan TOL Km. 50 Jakarta-Cikampek, Perpres Miras sampai Kudeta Partai Demokrat, membuat ancaman buat Oligarki, karena merusak tatanan Hukum dan kepercayaan Masyarakat, ini dapat memberi kekuatan pada oposisi yang mungkin akan terciptanya poros baru, yaitu gabungan oposisi di birokrat dan oposisi diluar birokrasi.
Hal ini terlihat dari perlawanan SBY, Pernyataan majelis ulama dan Maruf Amin tentang ijin dan anggota DPR dari PKS tentang Perpres Miras, serta sikap TP3 tentang kasus Penembakan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek beberapa waktu yang lalu, semua memberi gambaran pelanggaran hukum dan ketidak kepercayaan atas penanganan kasus tersebut, hal tersebut meramaikan media mainstream dan media sosial, ujar advokat senior Elvan Gomes pada media NSEAS, tanggal 7 maret 2021 di jakarta dalam wawancara perkembangan kasus kudeta Partai Demokrat.
menurut dia sikap pernyataan Menkopolkam yang menyatakan Partai Demokrat masih dipimpin AHY dan pernyataan Menteri KUMHAM akan mengkaji KLB Partai Demokrat di Sibolangit Deli Serdang, menunjukan Pemerintah tidak akan mencampuri urusan Partai Demokrat tersebut dan ini sinyal merah dan gempa buat Oligarki, akan muncul poros baru, terlebih sikap TP3 yang terus menggulirkan kasus penembakan di ruas TOL Jakarta-Cikampek, serta pernyataan MUI tentang Perpres Miras dan pernyataan Maruf Amin yang mengatakan tidak dilibatkan dalam membentuk perpres miras tersebut, ini sinyal akan terbentuk poros baru dan ini akan menjadi oposisi kuat seperti Thailand dan Myanmar, ujar Elvan Gomes yang juga sebagai Wakil Rektor III Universitas Cokroaminoto (YAPERTI) Dan kemungkinan Biden akan gunakan kondisi ini dalam Konflik Laut China Selatan dan penguasaan indopasifik, serta mengokohkan Amerika Serikat menjadi Polisi dunia, dan ini didukung kongresnya dengan menambah anggaran Milternya di Indopacifik, Pungkas Elvan.