Kepala Gereja Katolik seluruh dunia Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan di Indonesia pada hari ini, Jumat (5/9).
Paus berada di Indonesia selama 3-6 September. Selama di sini, dia bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, pelajar hingga menghadiri misa agung di Gelora Bung Karno (GBK).
Kedatangan Paus Fransiskus ke tanah air banyak menuai tanggapan dari kalangan tokoh, salah satunya dari mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, dikutip dari cuplikan video yang beredar Rizieq mengatakan bahwa umat islam di Indonesia berjiwa toleran atas kedatangan Paus Fransiskus.
“Jangan dikatan kita tidak toleransi, tidak. Kita ini sangat toleransi saudara, toleransi atas kedatangannya (Paus Fransiskus). Dia (Paus Fransiskus) mau bikin misa akbar yang akan dihadiri ratusan ribu atau jutaan umat Katolik, silahkan”
menanggapi Video Rizieq Shihab yang tersebar di media sosial tersebut, Willy Prakarsa Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98 mengatakan bahwa sikap Rizieq tersebut sudah benar, namun harus lebih konkret dalam upaya mewujudkan toleransi antar umat beragama di Indonesia.
“Kalau bicara soal toleransi dan solidaritas secara retorika itu sudah benar, tidak bisa dibantah, yang disesalkan adalah kenapa tidak menemui secara simbolik, kalau bertemu (Paus Fransiskus dan Rizieq Shihab) bagus sebagai simbol toleransi negara kita” (6/9)
Paus Fransiskus merupakan merupakan Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan Paulus VI pada 3-4 Desember 1970 dan Paus Santo Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989.