Wakil Rektor III Universitas Cokroaminoto (YAPERTI): HOS Cokroaminoto Bapak Pendiri Bangsa Indonesia yang sesungguhnya

0
807

Boedi Oetomo adalah organisasi yang cukup besar dan berpengaruh saat itu, melalui surat kabar Djawi Hisworo Boedi Oetomo secara terang-terangan melakukan penghinaan terhadap Rasulullah SAW, hal tersebut menyulut kemarahan seorang pemuda yang kelak dapat berbuat banyak untuk bangsa ini, pemuda tersebut bernama Omar Said Cokroaminoto, kata Trisnowati dalam tulisannya yang berjudul Penguburan Sejarah.

Karena hal itu, Cokroaminoto mempersiapkan Muktamar Kaum Muslim pada tanggal 27 Febuari 1918, Cokroaminoto lalu berkeliling Indonesia menceritakan sejarah Rasulullah SAW demi membangkitkan kecintaan Umat Islam kepada Nabinya dari usahanya tersebut Cokroaminoto berhasil membentuk dan menghimpun kurang lebih 2.5 juta tentara Kanjeng Rasulullah dan bahkan wacana nama Indonesia tersebut lahir dan tercetus dirumah Cokroaminoto, tegas trisnowati dalam tulisannya.

Kemudian pada tahun 1924 Cokroaminoto bersama Agus Salim membuat Muktamar dengan agenda yaitu berpegang teguh pada Ajaran Islam dan Allah SWT serta menjaga Ukhuwah Islamiyyah, selain itu Cokroaminoto juga Guru dari Semaun, Darsono, Sukarno, serta Kartosuwiryo.

Pada Kemerdekaan RI ke 10, Agus Salim bepidato “Alhamdulilah Indonesia sudah merdeka walaupun belum sesuai dengan cita-cita pendirinya”, ujar Trisnowati dalam tulisannya. Menyikapi tulisan Trisnowati tersebut, bahwa secara fakta dan sejarah Cokroaminoto bukan hanya sebagai Guru Bangsa, tetapi juga Bapak Pendiri Bangsa Negara kesatuan Republik Indonesia, sedangkan Sukarno dan Hatta hanya sebagai proklamtor, tegas Elvan Gomes yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Universitas Cokroaminoto (YAPERTI) dalam wawancara dengan media NSeas di Jakarta tanggal 28 November 2020 terkait tulisan Trisnowati dan buku Api Sejarah Prof. Ahmad Mansur.

Menurut beliau roh Perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Umat Islam melalui Cokroaminoto, maka sangat naif jika kita menganggap Organisasi Islam di Indonesia tidak toleran dan radikal, anggapan itu salah besar dan berarti mereka tidak mengenal sejarah Indonesia dan perjuangan Umat Islam dulu, tegas Elvan yang juga sebagai Advokat Senior.

Oleh karena itu Universitas Cokroaminoto akan mensosialisasikan pemikiran Cokroaminoto tersebut dengan mengadakan Dialog, Diskusi maupun Pendidikan baik di internal maupun skala Nasional, pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here