MENAPAK SAAT-SAAT TERAKHIR REZIM (3): Sekali lagi SERUAN NASIONAL Menyelamatkan Indonesia Mencapai Cita-cita Proklamasi 1945

0
723

Sri-Bintang Pamungkas

(Artikel ini terutama saya tujukan kepada para Pribumi Indonesia yang beragama Islam, seperti diri saya.)

Sudah bukan hal yang perlu diperdebatkan, dari Firman Allah di dalam Al Quran dan juga Sunnah Rasul, bahwa Al Quran itu adalah pembeda antara yang baik dan buruk, yang benar dari yang salah serta yang makruf dari yang mungkar… Akan tetapi, wahai Ya, Allah, banyak umatmu yang sulit memahami mana yang baik dan mana yang buruk… Ampunilah mereka ya, Allah… Sadarkanlah mereka ya, Allah… Berilah petunjuk kepada mereka ya, Allah….

 

Bagaimana bisa, ya Allah…. Generasi Muda Pasca Kemerdekaan bisa menjadi pengkhianat-pengkhianat yang menjual kemerdekaan kepada Asing dan Aseng. Soeharto memang pernah menjadi anggota tentara Belanda KNIL, tapi atas kehendakMu dia bisa berubah menjadi tentara Kemerdekaaan Rakyat bersama Panglima Besar Soedirman. Atas kehendakMu pula dia bisa berkuasa… Rakyat sudah menganggapnya Pahlawan yang memadamkan pemberontakan PKI 1965. Tapi dia menjadi lupa diri… Sesudah 32 tahun bersimaharajalela bersama Asing dan Aseng, akhirnya Allah pula yang memutuskan: _”Enough is Enough!”_.

 

Rakyat tetap menderita. Penderitaan Rakyat terus berlangsung pasca Soeharto. Pengkhianatan demi pengkhianatan berjalan terus. Para pemimpin, tokoh dan banyak dari Rakyat ini yang lemah, mengabaikan ilmu, budi pekerti dan martabatnya sebagai umat Islam terbesar, sehingga Allah pula yang harus mengadzabnya menjadi Bangsa yang celaka… sampai sekarang!

 

Para ilmuwan yang sudah diberi kesempatan memperoleh ilmu untuk membangun Bangsa dan Negara ternyata hanya Ilmuwan, Profesor dan Doktor yang Gombal, Sontoloyo… Lihatlah Rektor Universitas Gajah Mada yang tidak bisa memperlihatkan Ijasah Asli lulusannya… Lihatlah pula dia yang bisa menjadi Rektor Institut Teknologi Bandung gara-gara bersemangat meneriakkan adanya Islam Radikal. Lihat pulalah universitas-universitas yang bisa menganugerahi jabatan Guru Besar kepada mereka yang bukan guru… Semua Rektor seakan-akan sujud kepada Penguasa Jahat ini. Mereka tidak bisa membedakan yang jahat dari yang baik!

 

Ada pula Guru Besar, jijik saya menyebut namanya, berikut para pengkhianatnya yang menjadi Antek Asing dan Aseng yang bersepakat mengubah Konstitusi UUD 1945 Asli warisan _Founding Fathers_ Republik Proklamasi 45. Dan Bangsa yang mayoritas Pribumi dan Muslim terbesar ini tidak bisa pula membedakan yang Asli dan yang Palsu… Maka terkutuklah mereka menjadi Buta, tidak bisa membedakan presiden Indonesia keturunan Cina, Arab, India, Bule… dan para Jongos Asing dan Aseng… dari Orang Indonesia Asli… padahal Al Qur’an selalu menemaninya.

 

Alkisah… Soekarno-Hatta dan para Tokoh Pribumi Muslim lainnya sadar, bahwa jatuhnya Majapahit adalah karena Islam masuk dari Jazirah Arab dan pantai Timur Afrika merembes ke arah Timur melewati Timur Tengah dan Asia lalu masuk ke Aceh, ke seluruh Nusantara dan berakhir di Ruang-ruang Istana Majapahit… Maka runtuhlah Imperium Majapahit, tanpa ada perlawanan atau perang… melainkan karena Kebenaran Islam.

 

Soekarno-Hatta sadar, ratusan Kerajaan dan Kesultanan Islam yang tumbuh di seluruh Nusantara dari Sabang sampai Merauke akibat Kebenaran Islam itu membawa konsekwensi berat. Kedatangan Islam di Nusantara itu bersamaan pula dengan datangnya para Kolonialis dan Imperialis Eropa yang masuk melalui ribuan pulau-pulau dan selat-selat di antara Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan kecil yang ratusan jumlahnya. Mereka, dengan peralatan perangnya yang canggih dan jiwa kolonialismenya serta sifat tamaknya melihat Kekayaan Nusantara mulai menjalankan politik penjajahannya.

 

Padahal Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan Islam adalah negara-negara yang merdeka dan berdaulat, tidak beda dari Kerajaan Inggris, Kerajaan Belanda dan kerajaan-kerajaan di Eropa umumnya. Alkisah Ratu Wilhelmina dari Belanda konon jatuh cinta kepada Sultan Riau, Siak Sri Endragiri… Cinta pun bersambut… Mereka berkirim-kiriman Surat, Hadiah dan Patung-patung mereka sendiri… dari dua Negara yang merdeka dan berdaulat…

 

Tapi masuknya Portugis, Perancis, Inggris dan Belanda akhirnya membikin Belanda tertarik juga untuk menguasai dan menjajah Nusantara yang kaya raya… Dengan teknologi Alat-alat Perang yang canggih itu, para Pendatang Belanda itu membabat habis dan menguasai Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan Islam Nusantara tersebut.

 

Soekarno-Hatta dan lain-lain sadar, bahwa para penjajah itu berhasil menguasai Nusantara karena ratusan Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan itu hanya mempunyai wilayah-wilayah kecil, penduduk yang sedikit dan persenjataan keris, tombak dan lain-lain peralatan yang tidak memadai. Satu demi satu para Raja dan Sultan itu ditaklukkannya. Mereka kalah, karena tidak bersatu sebagai sebuah Imperium semacam Sriwijaya dan Majapahit…

 

Syahdan, Soekarno-Hatta tahu sejarah itu. Karena itu Soekarno-Hata dan lain-lain mengadakan pertemuan-pertemuan dengan para tokoh pewaris Raja dan Sultan Nusantara itu untuk menyampaikan perlunya membangun sebuah Imperium Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat… Atas rahmat Allah, mereka setuju! Konon ketika pada saatnya Soekarno-Hatta menemui sang Raja di Raja Hamengkubuwono IX dari Mataram dalam rangka mendirikan Republik, terjadilah dialog sakral yang menggetarkan sanubari setiap orang yang menyadari. Sri Sultan bertanya:

 

_”Apakah kalian punya Rakyat?!”_

“Tidak!”, jawab Soekarno-Hatta

 

_”Apakah kalian punya wilayah?!”_

“Tidak juga!”

 

_”Apakah kalian punya uang?!_”Tidak!”

 

Astaghfirullahaladzim! Sri Sultan pun maklum. Lalu diberinya Soekarno ratusan ribu Gulden sebagai modal mendirikan Republik Indonesia. Demikian pula para Raja dan Sultan lain, termasuk Raja Aceh Darussalam, Raja Riau Siak Sri Indragiri, Sultan Mempawah, Sultan Kutai Kertanegara, Sultan Cirebon, Raja Luwu, Sultan Tidore dan lain-lain.

 

Tidak hanya modal yang diberikan kepada Soekarno-Hatta, tapi juga aset berupa wilayah berikut penduduk beserta air, bumi dan kakayaaan di dalamnya…

 

Di balik itu, konon ada Janji dari mereka, para Sultan dan Raja, kepada Soekarno-Hatta dan lain-lain… Sebuah Sumpah Para Raja dan Sultan, seperti Sumpah Palapa Gajah Mada, yang membikin bulu-roma berdiri dan menggetarkan hati sanubari mereka yang mendengarnya…

 

_”… Kalau dalam tujuhpuluh lima tahun kalian tidak mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada rakyat kami, niscaya kami akan menuntut dan menagih janjimu…”_

 

Subhanallah… sekarang sudah 78 tahun… Penderitaan rakyat tidak pernah usai. Penjajahan oleh Rezim Penguada, Asing, Aseng dan para Pengkhianat Domestik masih terus berlangsung…

 

Maka Jokowi harus jatuh. Rezim palsu 2002 harus digulingkan. Sistim UUD Palsu harus dimusnahkan.. Praktek-praktek UUD Palsu harus dihancurkan dan dibatalkan… Janji-janji tegaknya Keadilan dan Kebenaran serta terwujudnya Kemakmuran dan Kesejahteraan Oendang-Oendang Dasar Republik Proklamasi 1945 harus dipenuhi.

 

Wahai seluruh Rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke… Ini adalah *Seruan Nasional*: Kembalilah kepada Jatidiri Bangsa dalam UUD 1945 Asli. Lupakan segala perbedaan. Mari bersatu, bangkit dan abaikan janji-janji palsu para Boneka Asing dan Aseng… yang menepuk dada seakan-akan tokoh pemimpin Negara… Padahal mereka adalah Pengkhianat-pengkhianat Rakyat, Bangsa dan Negara.

 

Kalau kita membiarkan sistim Pemilu/Pilpres sekarang berlangsung, maka kita akan mengulangi penderitaan seperti 20 tahun terakhir… Tetapi kalau kita Gulingkan Rezim Orde Palsu Jokowi sekarang, maka Cita-cita Proklamasi 1945 bisa kita capai…

 

Semoga kita diampuni oleh Allah yang Maha Kuasa, dan dilepaskan dari belenggu AdzabNya selama ini.

 

Jakarta 26 Januari 2024

*@SBP*

Hizbullah Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here