Catatan tercecer Ramadhan 1444 H Silaturrahimi

0
340

Oleh : Abustan

MEDIANSEAS.COM-Hiruk pikuk ketegangan politik aromanya kian terasa. Sebab itu, silaturahmi antar pelaku politik dalam konteks pilpres akan “menyejukkan” situasi komfliktual yang terbangun saat ini. Atau dalam bahasa populer bisa mendinginkan atmosfir persaingan politik yang mulai menunjukkan gelagat dinamikanya.

Namun, tentu saja, patut disayangkan karena aktor – aktor yang ada di dalamnya senantiasa memberikan tafsir Idul Fitri yang berbeda. Ketika semua hal Ikhwal disesuaikan dengan kepentingan politik. Parameter atau alat ukur yang menjadi barometer hanya satu yaitu bagaimana merebut kekuasaan. Karena itulah, sehingga pada titik ini, silaturrahim menjadi hambar dan tak punya daya maknetik apa – apa, bahkan acapkali tak dapat menemukan “titik temu”.

Dus, misalnya, nyaris mustahil Anies , Prabowo, atau Ganjar memiliki agenda silaturahim di hari pertama Idul Fitri untuk saling mengunjungi. Atau katakanlah Surya Paloh, Puan, Zulhas, Air Langga, AHY , Margono, dan Ahmad Syaikhu sebagai komponen besar penentu koalisi pilpres yang menentukan arah politik bangsa Indonesia akan merancang suatu silaturrahim besar. Sekali lagi mustahil, sebab mereka sudah punya orkestra masing – masing yang harus dimainkan. Akhirnya, konklusi yang ada memang harus “ditakdirkan” berada pada kubu yang berbeda. Posisi yang berlawanan inilah yang membuat rivalitas kian “mengeras” di permukaan.

Alhasil, semua fase tahapan ramadhan yang akan berujung pencapaian esensi ketaqwaan akan sia – sia (absuurd) karena sikap pragmatisme , absolutisme kekuasaan, dan nafsu keserakahan. Jadi, pada akhirnya semua berjalan liar dan geliat niat menghalalkan segala cara juga ikut ditoleransi dan / atau dikompromistiskan.

Pertanyaannya, bagaimana membangun nalar publik yang sehat, dengan mengedepankan kemaslahatan umat, serta selalu menjaga persatuan bangsa yang kita cintai.

Bukankah substansi utama puasa pada hakekatnya adalah pengendalian hawa nafsu dunia yang bersifat inderawi itu, sehingga insan beriman istikamah di jalan Tuhan sebagai hamba dan Khalifah di muka bumi yang mengendalikan dunia & bukan sebaliknya diperbudak dunia.

Oleh sebab itu, tujuan berbangsa dan bernegara pun hilang dicakrawala kemanusiaan. Dan, kita pun tak tahu arah jalan yang benar dan keselamatan itu sendiri. Selamat hari raya Idul Fitri 1444 H, Minal Aidin walfaidzin , mohon maaf lahir dan Batin.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here