Sri-Bintang Pamungkas
+ Hei Yus, apa kabar?! Bung Mus dan Bung Dul… Tumben pada ngumpul…
× Begini, Bintang… Kita-kita baru bincang-bincang di Cafe Bintang tentang Pemerintah Transisi yang kau Gagas… Lalu diputuskan untuk minta penjelasan kepada Anda… Ini kan menyangkut penyelamatan Republik dan hari depan serta nasib 275 juta rakyat Indonesia, bahkan seluruh Bangsa Indonesia…
– Angka itu 5 tahun lalu. Sekarang mungkin sudah mendekati 300 juta…
÷ Benar! Setiap tahun lebih 7 juta yang lahir. BKKBN di jaman Soeharto sudah hilang!
+ Ha, ha, ha… Saya sudah bicara soal itu sekeluarku dari Cipinang lalu ketemu kembali dengan Julius Usman dan Saleh Abdullah. Itu masih tahun 1998… sesudah Soeharto jatuh. Saya mengingatkan kepada mereka tentang naiknya Soeharto, yang menurutku penuh dengan rekayasa… Yaitu ditengah-tengah “pemberontakan” Mahasiswa dan munculnya KAMI, KAPI dan KAPPI. Julius masih KAPPI dengan dua P waktu itu. Sedang aku sudah tahun ke dua masuk tahun ke tiga di ITB…
÷ Rekayasanya seperti apa itu?!
+ Ya, maksudnya baik… Menyelamatkan RI dari bahaya komunisme. Oleh sebab itu, Soeharto dibantu Amerika dan sekutunya dari Barat…
– Tentu! Mereka punya kepentingan pula untuk menjatuhkan Soekarno…
÷ Ya, lah… CIA, MI6 dan MI5 sudah kumpul. Mereka juga mendengarkan penjelasan Soemitro yang lari ke Inggris sewaktu PRRI-Permesta meletus dan Medan dibom sama Nasution…
– Begitu, toh?! Jadi rekayasa naiknya Pak Harto tadi itu termasuk otak AS, ya…?!
+ Anggap saja patut diduga seperti itu… Ha, ha, ha…
x Jadi bagaimana selanjutnya…?!
+ Saleh juga menanyakan seperti itu… Singkat cerita, tokoh-tokoh Mahasiswa bersama para Senior HMI, PMKRI, GMKI mendatangi ketua DPR Sementara Achmad Syaichu dan memintanya untuk memanggil Sidang Istimewa MPRS. Sidang Istimewa MPRS pun berlangsung sepekan mulai 5 Maret…
÷ Tahun berapa, tuh?!
– 67… Lalu, lalu…
+ Dengan alasan masih banyak orang PKI dan Pro-PKI di dalam MPRS, maka orang2 itu dipecat dan diganti… dengan yang Pro-Perubahan.
– Kok bisa, ya?!
× Bisa saja…! Kan Pak Harto Pemegang SP-11 Maret…
+ Dan juga MPR-nya masih MPRS…! Situasi ketika itu pun darurat… mirip Revolusi… Jadi bisa saja! Kalau Rakyat sudah turun ke jalan, maka itu Konstitusi yang tertinggi… Paling Puncak… _Supreme!_
– Agenda SI-MPR apa…?!
× Walah… pakai nanya…. Ya, pastilah penjatuhan Bung Karno!
÷ Tentu pakai siasat! Tidak sesegera itu!
+ Benar! Bung Karno diminta menambahkan pidatonya terdahulu, tentang Nawaksara. Ada yang kurang, katanya… MPRS ingin mendengar peran Bung Karno dalam Peristiwa G30S…
x Ternyata Bung Karno malah menyatakan dengan nada menyesalkan terjadinya pembantaian terhadap PKI… dan bahwa beliau tidak ada keterlibatannya dalam Peristiwa G30S itu…
x Lalu pasti Pidatonya ditolak…
– Sebagai alasan untuk menjatuhkan…
÷ Begitu ya, ceritanya?!
+ Lalu tepat pada 11 Maret 67 itu Pak Harto ditetapkan sebagai Penjabat Presiden menggantikan Bung Karno…
x Penjabat Presiden itu maksudnya bukan Presiden beneran, tapi sekedar menjabat… bersifat sementara… atau transisi.
+ Benar! Presiden yang sebenarnya adalah yang dipilih oleh MPR hasil Pemilu… Lalu bersama Bung Karno membentuk Kabinet Ampera… Pak Harto memilih 4 orang sebagai anggota Presidium Kabinet Ampera, di mana Pak Harto sekaligus menjadi Ketua Presidium.
÷ Kenapa mesti ada Presidium?!
+ Mungkin karena sifatnya yang transisional tadi, maka Pak Harto ingin memperkuat diri…
– Tapi seingat saya Pemilunya 71, ya?!
+ Benar! Pada 17 Agustus 67 itu, Pak Harto masih berjanji mau mengadakan Pemilu pada 68, tapi urung…
– Nggak siap kali, ya?!
+ Saya pernah diingatkan oleh Prof Sarbini untuk mencontoh Soeharto soal itu. Soeharto butuh waktu untik menancapkan kakinya kuat-kuat pada kehendak rakyat… Soeharto harus mengubah _mindset_ rakyat yang masih mengagung-agungkan Soekarno… Ini harus diubah! Maka Soeharto harus mempopulerkan Orde Baru… Bahwa di dalam Orde Lama terjadi banyak penyelewengan… Soeharto butuh waktu agar dia bisa menang Pemilu…
× Lalu terpilih menjadi Presiden tetap… tidak sementara!
÷ Canggih, ya?! Ini mungkin pikiran CIA juga, ya?!
+ Jangan dikira Pak Harto tidak cerdas, lho…
– Ngomong-ngomong kemarin Keluarga Cendana memperingati 11 Maret, ya?!
× Ya, itu salah!
÷ Kenapa salah?!
x Dalam peringatan di Mesjid At Tin itu yang dirayakan adalah hebatnya Pak Harto… Padahal yang menerbitkan SP 11 Maret kan Bung Karno… Kalau gak ada SP 11 Maret, kan Pak Harto bukan apa-apa…
– Menjadi Presiden 30 tahun lebih sebagai Calon Tunggal dalam setiap Pilpres itu hebat!
× Itu bukan hebat… Itu kediktatoran… Itulah yang ditentang Bintang bersama Julius Usman dan Saleh Abdulah ketika bikin PUDI dulu…
+ Sebelum itu, saya mau menjadi abggota DPR itu, karena ingin tahu isi perut Pak Harto…
– Bagaimana, tuh?!
+ Bagaimana Soeharto mengelola APBN… Ternyata Dokumen APBN yang mestinya berisi Daftar Proyek2 Pembangunan untuk kesejahteraan rakyat itu tidak pernah terbuka bagi anggota DPR, selain konon para Ketua Partai saja… Dari berbagai kerusakan yang saya lihat dalam mengelola Negara ini, maka saya menolak tandatangan memilih Soeharto… Pimpinan P3 justru yang Kebakaran Jenggot, lalu saya kena _recall_…
÷ Situasi kerusakan waktu itu mirip sekali dengan sekarang…
– Yah… Berarti harus diulang lagi… Preseden Politik penjatuhan Bung Karno perlu diulang…
+ Sebetulnya Preseden Politik penjatuhan itu sudah akan berlaku untuk Pak Harto juga… Tapi ada pengkhianat-pengkhianat di dalam negeri dengan rekayasa Asing juga…
÷ Antara lain adalah Amandemen terhadap UUD45 Asli…
+ Benar! Dan yang sekarang bersama para pendukungnya menjadi Sumber dari Segala Bencana!
x Tapi dari dua peristiwa penjatuhan Presiden itu tentu ada pelajaran yang bisa ditarik…
+ Betul! Itu menarik sekali! Pertama Pak Harto mundur oleh desakan rakyat lalu digantikan Wapresnya, Pak Habibie… Kalau Bung Hatta tidak mundur pada 56, tentu Bung Hatta menjadi Presiden menggantikan Bung Karno…
Ke Dua, mundurnya Pak Harto dan Pengangkatan Pak Habibie itu harus diresmikan di MPR… Tak bisa dilakukan di Istana Merdeka…
– Bahkan dilantik sendiri oleh Pak Harto!
÷ Mungkin Pak Harto khawatir penggantinya jatuh ke tangan orang lain dan bikin kacau, karena banyak suara yang menentang Habibie khususnya ABRI…
+ Tidak cuma ABRI… AS juga tidak suka…
× Bintang juga tidak suka ha… ha… ha… Makanya bikin Aksi menolak Habibie bersama Bang Ali, Kemal Idris dan Sri Edi…
+Ya kami bersama mereka dan 8 tokoh lain ditangkap dan ditahan semalaman di Bareskrim dan dicegah ke luar negeri selama enam bulan…
– Oleh perintah Habibie?
+ Ya! Tapi yang saya maksud Amerika dan sekutunya juga tidak suka Habibie… Ada pembisik mereka yang meminta Pak Habibie bikin Pemilu 1999… Padahal sesuai UUD45 Pak Habibie bisa melanjutkan posisi Pak Harto sampai 2003. Setelah Pemilu 99, justru Pak Habibie jatuh… dan terjadilah Amandemen…
÷ Begitulah rekayasa Amerika! Diawali dengan menjatuhkan Habibie, dilanjutkan dengan Amandemen UUD45…
– Kalau Jokowi jatuh, tak ada Tokoh seperti Soeharto yang mendapatkan SP 11 Maret yang bisa mengambil alih kekuasaan… Apa lalu kita merelakan Ma’ruf Amin menggantikan Jokowi…
× Ya, harus ditolak! Orang tua itu sudah gak mampu…
+ Kalau yang bersiap-siap menggantikan Jokowi sudah berjubel kesetanan. Mereka menginginkan Pemilu 2024…
× Mereka orang-orang Partai yang akan membawa terus berlakunya UUD Palsu… dan berlanjutnya Segala Bencana!
÷Emang sekarang ini ada yang mirip Pak Harto?!
– Saya kira Tito Karnavian salahsatu yang sedang mencuri peluang… Dia ini berbahaya… Menurutnya, Kedaulatan Rakyat hanya berhasil kalau dijaga Polisi.
+ Untung ATM-nya sudah dibungkam…
– Mungkin trilyunan masih disimpan Sambo… Itu orang berbahaya…
÷ Apa ada tokoh TNI?!
+ Mungkin ada… Tapi sebaiknya mereka mendukung Gerakan Penyelamatan oleh Rakyat, Mahasiswa, Buruh, Pemuda dan Kita-kita… Kan tugas TNI adalah juga menyelamatkan Negara!
× Jadi apa yang harus kita perbuat…?!
÷ Revolusi tentunya! Tidak ada Pemilu!
+ Tumbangkan Rezim dan Bentuk Pemerintahan Transisi…
× Siapa saja Presidium dan siapa Ketuanya?!
+ Itu urusan Allah… Pasti ada!
× Jadi apa yang bisa kita lakukan?!
÷ Masuk dulu ke MPR. Itu Rumah Rakyat… Tidak perlu ada Pagar SBY…
– Caranya?!
+ Gampang… Rambo saja yang Artis dan sendirian saja bisa bikin porak-poranda Benteng Taliban… Met Lebaran semua… Maaf Lahir-Batin…!
Jakarta, 16 April 2023