Sri-Bintang Pamungkas
Beberapa kali aku sampaikan, bahkan banyak kali… termasuk yang saya hitung berdasarkan data BPS pada 1992… bahwa kemiskinan di Indonesia sungguh luar biasa. Makalahku itu aku bawa ke Jerman pada 1995 dan aku bacakan di Hannover, Berlin dan beberapa kota lain. Sewaktu penduduk Indonesia mencapai sekitar 185 juta, jumlah orang miskin di Kota mencapai 20 juta dan di Desa mencapai 100 juta. Yaitu, pada Angka Garis Kemiskinan 1000 Rupiah Kebutuhan per hari… Seribu Rupiah itu cukup untuk membeli Jagung mentah 3 bonggol; atau 3 bungkus Supermie mentah. Bisa dibayangkan berapa juta orang miskin kalau Angka Garis Kemiskinan kita naikkan menjadi 2000 Rupiah per hari….
Jelas, para Mafia Berkeley gagal mengurangi atau menghilangkan kemiskinan Rakyat. Juga kesenjangan antara si Miskin dan si Kaya, yang semakin lebar. Tentu Pak Widjojo tahu itu…! Sebelum berangkat ke AS untuk mengambil Doktornya, dia dikenal sebagai Ahli Kependudukan (demografi), sehingga tahu struktur kemampuan ekonomi penduduk Indonesia. Tentu aku menduga, Prof Widjojo mengaitkan soal kemiskinan penduduk ini ke dalam kerangka Ekonomi Pembangunan (development economics) di dalam Disertasinya. Itu dugaanku saja, karena aku tidak pernah membaca Disertasinya… Bahkan judulnya pun tidak tahu.
Tetapi, seperti yang aku lakukan, karena ketertarikanku pada Utang Luar Negeri Indonesia, maka aku masukkan unsur Utang Luar Negeri itu kedalam kerangka Ekonomi Pembangunan dalam Disertasiku. Beberapa tokoh Ekonomi Pembangunan pada masa-masa itu pun sudah menulis, bahwa Utang Luar Negeri merupakan Jebakan Utang yang hampir pasti tidak bisa dilunasi.
Bisa saja Tim Berkeley salah melihat Peta Dunia dan Globalisasi Barat, atau samasekali memang buta. Tetapi tentu orang seperti Sri Mulyani mestinya tidak begitu… Sekalipun konon Disertasinya menyangkut soal Perburuhan di Indonesia, seperti Prof Widjojo, Ilmu Penduduk dan Ilmu Buruh itu, keduanya menyangkut Sumberdaya Manusia, yang menyatu dengan Ekonomi Pembangunan… Muncullah kemudian ilmu human resources development Boro-boro bicara soal Rakyat Miskin, soal Buruh dengan UMR 4-5 juta saja si Sri ini tutup mulut! Untuk apa ilmunya itu…?! Prof Emil, untuk apa ilmu Ekonomi Pembangunan itu?!
Si Sri… Si Sri…! Padahal sejak semester satu di FE-UI (sekarang FEB-UI) sudah diajarkan, bahwa Produksi (baca PDB) itu adalah Fungsi dari Land, Labor and Capital… Tanah kita luas, Tenaga Kerja kita amat sangat banyak. Modal Duit bisa didapat dari Utangan (Luar Negeri dan Dalam Negeri)… Modal dalam bentuk Sumberdaya Alam Minyak, Batubara dan Mineral melimpah… Lha, kok masih nggragas Duit Naik Haji tabungan belasan tahun tega dirampok… jalan umum pun dipajeki. Kalau Rezim ini nanti jatuh, apa hukumannya bagi orang-orang macam begini…?!
Hebatnya, kalau Angela Merkel memanfaatkan jutaan Tenaga Kerja para Refugee yang datang sendiri, maka Jokowi justru mengimpor Orang-orang Cina sembarangan dari RRC… Adalah Luhut Binsar Panjaitan, Menteri dalam Kabinet Rezim Jokowi, yang amat berkuasa dan memegang banyak jabatan, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Dalam kaitannya dengan Cina-cina Daratan yang menjadi pekerja Asing ini, LBP-lah yang memegang kunci sebagai Penguasa Investasi Asing. Cina-cina Daratan ini ditempatkan di mana-mana di seantero Nusantara untuk mengerjakan apa saja sumberdaya alam Indonesia yang amat bernilai… Mereka ditempatkan di semua pulau besar dan pulau-pulau kecil di seluruh Indonesia.
Berapa uang masuk dan berapa uang keluar menuju Cina dari berbagai investasi itu tidak ada yang tahu, karena tidak pernah dihitung. Sri Mulyani pun tidak menghitung untung-ruginya, selain patuh untuk menyelamatkan kursinya sebagai Menteri Keuangan paling Jempolan di Dunia. Sekalipun, si Sri ini pasti mendengar kecurigaan, bahwa puluhan juta buruh Cina Asing ini dirancang untuk menginvasi negerinya.
Syahdan… Mereka pun, Cina-cina Asing itu, dipersiapkan untuk masuk ke Jawa dan Ibu Kota Negara di Jakarta. Kalau tanah Jawa dan Ibu Kotanya berhasil ditaklukkan, maka selesailah upaya invasi Cina-cina RRC itu… Indonesia dalam penguasaan mereka… paling tidak, itu yang ada di benak Jokowi dan Presiden RRC, Xi Jinping…
Oleh sebab itu, pembentukan pulau-pulau Reklamasi di Utara Pantai Jakarta sungguh penting. Untunglah para Ahli Strategi Cina itu, baik yang di Indonesia, seperti CSIS dan LIPPO, maupun yang di Daratan Cina, menemukan sosok Gubernur DKI Jakarta, sekalipun dari Keturunan Arab, tapi masih sama-sama Timur Asing, bersedia bekerjasama membangun pulau-pulau Reklamasi sebagai terminal pendaratan para Cina. Dua pulau yang dimodali oleh Konglomerat Agung Sedayu dan Agung Podomoro mendapat ijin dari Gubernur Anies Baswedan. Tentu sebagai imbalannya Anies akan didukung menjadi RI-1 agar kerjasamanya dengan sesama Timur Asing itu berhasil menguasai Republik Indonesia… Paling tidak itu angan-angan mereka…
Kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak tahu tentang untung-ruginya investasi-investasi Cina itu, apalagi Anies Baswedan. Sekalipun dia mengaku ekonom lulusan UGM, tapi tidak pernah secuil pun bicara tentang ekonomi. Ketika Anies pulang dari AS dengan membawa Doktornya, entah Ilmu apa yang dibawanya, lalu muncul berita bahwa dia diprediksi sebagai salahsatu dari 100 orang muda yang bakal mengubah Dunia, terpikir olehku bahwa dia sudah dicalonkan menjadi Boneka Barat. Mulailah aku memperhatikan perilakunya. Bahwa antara dirinya, Jokowi, SBY, semua terkait dengan Amandemen UUD45. Dia termasuk orang yang tidak setia kepada Republik Indonesia dan perjuangan kemerdekaannya…
Semakin kuat dugaan ketika Anies tiba-tiba bisa menjadi Rektor Universitas Paramadina… Tentu dengan nyodok. Hasilnya pun tidak ada, selain tambahan Matakuliah Anti Korupsi… Ketika menjadi Menteri Pendidikan dalam Rezim Jokowi, hasilnya juga NOL besar. Terlebih-lebih pada saat menjadi Gubernur DKI-Jakarta tempat Ibukota Negara.
Tidak ada perubahan yang terjadi. Jalanan terus dan bertambah macet; para gèpèng masih berduyun di perempatan-perempatan jalan; rumah-rumah gubug beratap seng masih berserakan di sana-sini; Warung-warung Tegal yang menjadi pahlawan bagi para buruh dan PNS masih tidak berubah dan senakin banyak; demikian pula tenda-tenda Nasi Uduk dan Seafood masih terus berserakan di Trotoar-trotoar sesudah toko-toko tutup; para Pedagang Asongan dan Sol Sepatu masih terus bekerja siang-malam membanting tulang untuk bisa hidup… Gubernur ini tidak pernah bicara tentang kesempatan kerja… Apalagi masuknya orang-orang Cina Asing yang menggusur para Pribumi. Tapi orang Keturunan Arab ini mau menjadi presiden RI…
Karena sama-sama pendatang, orang-orang Arab ini tidak mungkin main keras terhadap Cina-cina, apalagi Cina Pendatang Haram. Bahkan, akan bekerjasama untuk menghadapi dan melawan Pribumi. Karena, Pribumi yang memegang kekuasaan dalam Rezim pun tidak membela Pribumi yang tergusir dan tertindas… Lihat saja Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang membawahi Direktorat Jenderal Imigrasi juga tutup mulut atas masuknya jutaan Imigran tidak sah dari Cina Daratan ini. Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah yang lebih suka melihat jutaan Pribumi menjadi Gèpèng (Gelandangan dan Pengemis) dan lebih suka melihat Cina-cina Asing mengambil-alih lapangan kerja Pribumi, seharusnya bunuh diri saja…; sungguh muak melihatnya!
Tentu saja Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD yang mantan Menteri Pertahanan, dan yang cablak itu harus bertanggungjawab atas kedatangan jutaan Tentara Asing macam Aliens dari Planet Kekaisaran Ming yang berwajah kuning dalam buku Komik Flash Gordon… Terlebih-lebih adalah Jenderal Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan tidak pernah bicara sepatah pun tentang Tentara Asing Cina yang sudah mengepung Indonesia ini. Dia tidak pernah tahu tugasnya. Dia cuma pernah perang sekali di Timor-Timur, tertembak, dan lalu balik ke Baraknya di Jakarta… Sungguh menyedihkan!
Benar… Indonesia yang sudah hampir bubar menurut Bank Dunia, karena mayoritas rakyatnya miskin, tidak cukup punya lmu Pengetahuan dan Teknologi, tidak pula terdidik dan terlatih, sudah pula terkepung oleh Bangsa Asing. Indonesia sudah dimusuhi dan diincar oleh Asing dan Aseng, karena kekayaan alamnya yang luar biasa, lalu juga dikhianati oleh para Asong yang menjadi Pembesar tapi sekaligus Penjahat dari Bangsanya sendiri.
Tapi mengingat peristiwa 1215, sewaktu Tentara Singosari di bawah Raden Widjaja menghancurkan puluhan ribu Armada Kubilai Khan yang perkasa, Indonesia masih punya harapan akan tetap merdeka…. Cukup dengan menjatuhkan Rezim Jokowi… Indonesia akan kembali jaya dan berdaulat seperti di jaman Sriwijaya dan Majapahit.