SESUDAH KITA REBUT KEMBALI PROKLAMASI 45: (4) Indonesia Terkepung oleh Ulah Jokowi (2)

0
418

Sri-Bintang Pamungkas

Kalau Asing dan Aseng memusuhi Bangsa Indonesia, bahkan sejak Nusantara, sejarah ratusan tahun yang lalu sudah membuktikan itu… Termasuk itu adalah mereka yang sudah ratusan tahun pula, sebagai anak-turun para Aseng, yang sudah diberi kehidupan enak di Negeri ini. Mungkin mereka mau membalas dendam atas berbagai kekalahan mereka dalam banyak peperangan melawan Pejuang-pejuang Indonesia Asli sampai dengan runtuhnya Majapahit.

Sedang masuknya Islam diikuti dengan munculnya Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan Islam kecil-kecil dari Sabang sampai Merauke, konon ratusan jumlahnya, memudahkan Bule-bule Asing dari Eropa masuk, blusukan dan mengobrak-abrik serta menjarah Nusantara… hingga ratusan tahun pula.

Para Aseng yang sudah lebih dulu datang, yaitu keturunan Nenek-Moyang mereka yang menjadi Tawanan Perang Majapahit, dijadikan jurubicara atau mediator oleh Asing-Asing itu agar menjadi mudah menguasai wilayah-wilayah Kerajaan dan Kesultanan Islam itu. Di situlah mulai muncul Asong-Asong Pribumi Indonesia Asli yang berjiwa Pengkhianat.

Sampai Indonesia Merdeka pun Asong-Asong Khianat ini masih terus berkembang biak. Kita selama ini tidak pernah lupa mencatat Amien Rais sebagai salahsatu Pengkhianat Besar yang memimpin perubahan atas Konstitusi Republik Kemerdekaan 45. Lalu Megawati adalah Presiden yang menyetujui perubahan tersebut. Dan SBY yang menggunakan dan menjalankan pertamakalinya UUD Palsu hasil perubahan itu. Orang yang pernah dipercaya Soeharto ini ternyata Jenderal TNI yang tidak setia kepada Konstitusi RI…

Juga tidak boleh dilupakan peran BJ Habibie sebagai Presiden yang mengesahkan Pemilu 1999. Selain Presiden tidak berhak mengesahkan, juga hasil Pemilunya memang TIDAK SAH. Adalah Jenderal Rudini, Ketua KPU, yang melempar hasil Pemilu yang tidak absah itu kepada Habibie. Hasil Pemilu mana melahirkan MPR 1999… MPR mana yang kemudian dipimpin Amien Rais mengubah UUD45…

Konsep Perubahan UUD45 tersebut datangnya juga dari Asing dan Aseng. Mereka juga membanjiri Ruang Sidang MPR dengan berkarung-karung Uang Suap selama 4 (empat) kali perubahan itu. Juga patut diingat Asong-Asong yang melawan Soeharto yang ikut menandatangani Perubahan UUD dari 1999 sampai 2002 tersebut… Mereka, antara lain, adalah Ginanjar Kartasasmita dan beberapa tokoh Islam lain, seperti Cholil Bisri dan Husni Thamrin.

Lalu muncullah Era Jokowi. Mirip dengan SBY yang tertangkap basah di Fort Bening, Georgia, AS, karena berbuat tak pantas, sehingga “dipilih” oleh Intelijen Asing untuk dijadikan Presiden yang menguntungkan mereka. Seakan bertepuk dengan kedua tangan, demi menjadi presiden, sekalipun Boneka Asing, tanpa diminta pun SBY mengakui AS sebagai tanah airnya…

Sedang, konon… Jokowi sewaktu blusukan di Cina Daratan sambil menjual mebelnya, ketahuan belangnya, lalu ditangkap, dan di- brainwashed agar menjadi pion RRC… Dia pun didukung untuk menjadi RI-1. Begitulah perjalanannya mulus dimulai dari Walikota dan lalu Gubernur. Amerika Serikat pun setuju dengan alasan lain, terkait Freeport dan referendum di Papua…

Tidak seperti cerita Bambang Tri lewat bukunya Jokowi Under Cover, seorang Budayawan Cina Indonesia, dari hasil risetnya, menceritakan bahwa Bapak Jokowilah yang Cina, bukan Ibunya. Karena itu dia diberi nama Cina, Oey Hong Liong. “Wi” dalam Widodo itu berasal dari nama keluarga cina “Oey”… Sedang Ibunya adalah Jawa deles. Hanya saja, konon, usia Ibu dan Anak itu hanya terpaut 10-15 tahun. Sehingga, Jokowi kecil hidupnya sangat menderita, tidak mendapat kasih sayang ibunya dengan wajar, ditambah pula bapak aslinya minggat. Dalam Ilmu Psychiatry, ia disebut menderita sindroma schizophrenic acute… jiwanya sakit… labil, rada ora benèh.

Sebagai pion RRC, tidak tanggung-tanggung, sebulan sesudah dilantik oleh MPR, Oktober 2014, pelantikan mana dihadiri pula oleh Menlu AS (luar biasa!) John Kerry di jaman Barrack Obama, Jokowi menghadiri Konferensi APEC di Beijing. Di situ Jokowi membuka diri berniat membangun Tol Laut dan Poros Maritim di Indonesia. Yaitu dalam upaya mendukung Program One Belt One Road-nya Cina RRC. Semula kita tidak tahu banyak soal celotehan Jokowi itu, tapi belakangan dia benar-benar mewujudkan niatnya itu, yaitu setelah bergabung dengan Bank Pembangunan Infrastruktur Cina…

Pembangunan beberapa puluh pelabuhan dan dermaga laut serta pulau-pulau reklamasi di pantai-pantai benar2 dilakukan Rezim ini terus-terusan. Juga dibangun banyak apartemen dan rumah-rumah susun yang terutama dimodali oleh Cina2 Aseng Konglomerat. Tentu ijin penggunaan lahan dan lain-lain berada di tangan Rezim. Jufa di beberapa pantai yang strategis dibangun pulau-pulau buatan….

Kemudian diyakini, bahwa proyek2 pembangunan itu adalah untuk menyambut kedatangan jutaan Cina-cina Daratan yang masuk dengan mudahnya… dengan dilengkapi Kartu Tanda Penduduk Indonesia… Mereka menjadi Pekerja Asing berwarganegara ganda, ya Cina, ya Indonesia.

Adalah Wakil Perdana Menteri perempuan Cina, Liu Yandong yang berceramah di FISIP Universitas Indonesia pada Mei 2015, yang mengatakan akan mengirim 10 juta orang-orang Cina Daratan ke Indonesia dalam Program Pertukaran Pemuda dan Budaya. Tidak jelas, apakah program Kesepakatan RI-RRC itu disertai dengan persetujuan DPR atau tidak…

Tapi nyatanya jutaan orang-orang Cina memang masuk Indonesia lewat Pelabuhan-pelabuhan laut dan udara… Banyak orang, termasuk petinggi-petinggi TNI, yang menyatakan bahwa Cina-cina Dararan itu sudah dilatih secara militer. Sesungguhnya mereka itu adalah Tentara-tentara Komunis Cina…

Mungkin saja sekarang angka 10 juta itu sudah terlampaui, tapi bisa juga belum cukup. Mungkin pula target 10 juta itu diperbaiki kembali menjadi 20 juta atau lebih, mengingat tidak mudahnya medan perang Sabang sampai Merauke. Atau mengingat kekuatan Islam Indonesia dan unsur-unsur kekuatan rakyat lainnya yang tidak bisa dianggap ringan. Atau situasi internasional berupa krisis energi dan pangan serta perang di Ukraina. Karena pertimbangan-pertimbangan itulah target 10 juta dianggap tidak cukup.

Sehingga dengan begitu periode kepresidenan Jokowi harus diperpanjang… Semata-mata dengan bantuan Jokowi ada kemudahan mendatangkan lebih banyak tentara Cina masuk ke Indonesia, dan sekaligus untuk mengepung Indonesia.

Benar! Indonesia sudah terkepung…! Indonesia sudah lama menjadi incaran Asing dan Aseng, karena kekayaan alamnya yang luar biasa tapi terbengkalai. Dan sekarang juga dikhianati oleh para Asong dan Rezim dari Bangsanya sendiri. Sekalipun begitu, mengingat peristiwa 1215, sewaktu Tentara Singosari dan Kediri di bawah Raden Widjaja menghancurkan Armada Kubilai Khan yang perkasa, Indonesia masih punya harapan akan tetap merdeka…. Cukup dengan menjatuhkan Rezim Jokowi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here