Jakarta, Peristiwa semeringahnya Puan Maharani dalam membuka dan mebacakan usulan calon Panglima dari Presiden Jokowi, menjadi tersirat bahwa PDIP mengamankan suksesi kepemimpinan 2024, padahal dia harus paham Laksamana Yudo Margono tetap panglima di matra laut, walaupun dia tidak diusulkan.
Tak mengherankan Yudo Margono menolak sebagai panglima. oleh karenanya PDI Perjuangan dan oligarki harus benar menghitung matra laut dan panglima Yudo agar bisa tetap jumawa sebagai pemenang pergantian kekuasaan, walaupun Yudo menyatakan loyal ujar advokat senior Elvan gomes pada Media Nseas (10/11/2021).
Peristiwa pengusulan Andika menjadi panglima syarat politik dan ini ada kaitan oligarki akan mempertahan kekuasaan, tetapi oligarki dan kekuatan Partai Politik lupa bahwa TNI tidak sama dengan kepolisian yang hanya satu matra, tetapi TNI adalah tiga matra, yang masing-masing matra mempunyai panglimanya sendiri walaupun satu sapta marga. Mungkin kesemeringahan akan berubah menjadi kemuraman, ujar Gomes
Seharusnya oligarki dan partai pendukung dan pemegang kekuasaan, harus peristiwa pergantian pimpinan angkatan darat pasca 1965 dan melahirkan jatuhnya Presiden Sukarno, dan pergantian Kapolri pasca Presiden Gusdur dan pasca reformasi matra laut mampu sebagai leader mengamankan kerusuhan, dan ini juga harus jadi perhatian sapta marga mereka yang melekat pada diri prajurit dan panglima, tegas Gomes.
Sebelumnya DPR telah melakukan Fit and Proper Test kepada Jenderal Andika tanpa ditemani Panglima TNI Marsekal Hadi karena ada kunjungan kerja ke Labuan Bajo, dan peristiwa Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menyebut Laksamana Yudo Margono sebagai panglima walaupun diralat, itu satu bukti bahwa pergantian panglima adalah keputusan politik, tetapi perlu diingat tiga matra TNI bukan lembaga politik, bravo Panglima Yudo dan Bravo Jenderal Andika, pungkas Gomes.