Jakarta, Menjelang Pemilu Presiden 2024, sejumlah Partai Politik merapat ke Gibran terutama Fahri Hamzah dari Partai Gelora dan Cak Imin dari PKB. Selain bersilaturahmi, mereka memberi dukungan kepada Gibran untuk menjadi DKI-1, dalam dukungan tersebut Gibran mengatakan “saya akan meyelesaikan Solo dulu” (1).
Dari penjelasan Gibran tersebut, bermakna dia masih ragu apa mampu menang seperti bapaknya atau kalah seperti Ahok, tapi dia tidak menolak, ujar Elvan Gomes Advokat Senior pada media NSEAS (29/02/2021). Wajar Gibran harus hati-hati menyampaikan sikap politik, karena beliau Walikota Solo, anak Presiden dan anggota Partai pemenang pemilu, selain itu dia juga harus pertimbangkan penyebab kekalahan Ahok dan Kultur politik serta kepemimpinan di Jakarta, ini harus dibaca dengan benar, salah-salah bernasib sama dengan Ahok, ujar Elvan. Selanjutnya dia mengkatakan, dalam menentukan sikapnya Gibran juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi politik saat ini sampai 2024, yang mana partai-partai politik, tokoh-tokoh serta ormas-ormas sudah ditinggal Masyarakat, dan kekuatan politik Nasionalis-Religius menguat, terlebih di Jakarta mereka rata-rata punya sikap dan kualitas berpolitik, dan tidak akan terpengaruh dalam menentukan Gubernur, Jokowi awalnya masuk jakarta menggunakan kelompok Nasionalis-Religius, karena itu Gibran santai focus di solo saja, jika mau juga ke Jakarta buka komunikasi politik Nasionalis-Religius dulu baru dengan partai politik, pungkas Elvan.