Jakarta, Klaim China atas Laut China Selatan menimbulkan ketegangan dan memancing reaksi Amerika Serikat yang akan mengirim Drone-nya, guna mendukung gerakan Militer-nya di Laut China Selatan, hal ini dirilis dari sumber berita Kontan.co.id (1) Senin 14 Desember 2020. Sebelumnya pada pertemuan tanggal 27 juni 2020, dalam pertemuan Negara-Negar ASEAN membuat pernyataan sikap bahwa ASEAN hanya akui aturan dari UNCLOS, namun klaim China kontradiktif dengan Hukum Laut International (UNCLOS), mereka menyatakan bahwa seluruh wilayah Laut China Selatan adalah milik China. Dari klaim China tersebut akan mengacam Kedaulatan Indonesia, karena sebagian tujuh pulau yang ada di Laut China Selatan, berada wilayah kedaulatan Indonesia termasuk Kepuluan Natuna.
Klaim China ini, menarik perhatian Amerika Serikat yang telah mengirim menteri luar negeri dan Pejabat pentagon menemui Pemerintah Indonesia, bahkan dalam pertemuan Menteri-Menteri Pertahanan Se-ASEAN, Amerika Serikat turut hadir, dan sikap Indonesia sama dengan sikap Negara-Negara Asean lain-nya sebagaimana dirilis Media CNNindonesia.com (2) pada 27 juni 2020.
Dengan situasi dan kondisi Laut China Selatan yang semakin memanas ini, beberapa pijak coba memberikan saran dan langkah strategis apa yang dapat diambil Pemerintah, salah satunya Elvan Gomes seorang Advokat Senior yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Universitas Cokroaminoto (YAPERTI); Sebaiknya konsentrasi keamanan di BKO-kan Kepertahanan Laut China Selatan, ini harus menjadi prioritas Pemerintah karena menyangkut Kedaulatan Negara, ini yang menjadi tugas utama seorang MENKOPOLKAM. Karena bagaimanapun Konflik yang terjadi di Laut China Selatan, Indonesia akan terlibat karena menyangkut wilayah Kedaulatan NKRI ada di Laut China Selatan, salah satunya Kepulauan Natuna, tegas Elvan.
Catatan Kaki: