SAATNYA SEKARANG MENGUSULKAN PEMBERIAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL DARI SUMBAWA

0
1554

Pengajuan Pahlawan Nasional dari Nusa Tenggara Barat (NTB) boleh dikatakan cukup terlambat. Baru tanggal 9 November 2017, diantara tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional adalah Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ulama kharismatis asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, pendiri Nahdhatul Wathan. Sepak terjangnya melawan penjajah dan jasa- jasanya dalam pembangunan negara bangsa membuatnya pantas mendapat gelar pahlawan nasional. Sedangkan Daerah- daerah lain di luar NTB sudah sedari awal mengajukan pahlawan nasional yang berasal dari daerah mereka. Sebagai gambaran bahwa wilayah yang pernah bergabung dalam Negara Indonesia Timur ( NIT ) antara lain : Bali ada 7 pahlawan nasional, NTT ada 3 pahlawan nasional, kawasan Maluku ada 4 pahlawan nasional, Sulawesi utara ada 8 pahlawan nasional, Sulawesi selatan ada 11 pahlawan nasional.

Ada sementara pendapat bahwa dalam rangka pembangunan karakter bangsa, dibutuhkan banyak teladan dalam sejarah. Mengingat ragam budaya dan skala penduduk dan wilayah Indonesia, tentu lebih baik warga negara mengenal banyak pahlawan nasional sebagai acuan dan teladan tingkah laku dan sebagai pengakuan kepada setiap suku dan kerajaan di nusantara yang telah berkomitmen mempertahankan NKRI.

Di NTB ada tiga sentra budaya yang yang gejolak perjuangannya dalam melawan penjajahan Belanda dan mempertahankan Kemerdekaan RI tidak perlu diragukan yakni sentra budaya Sasak, sentra budaya Samawa dan sentra budaya Mbojo. Di kawasan sentra budaya tersebut telah banyak berdiri kerajaan di masa lalu dan telah membangun peradaban yang tidak bisa diremehkan.

Kali ini saya ingin mengajak anggota sentra budaya Samawa untuk mulai mempersiapkan material tokoh-tokoh dari sentra budaya Samawa untuk diajukan sebagai calon pemberian gelar pahlawan nasional.

Tokoh yang mulai harus diperkenalkan untuk material calon pemberian gelar pahlawan nasional dari Sumbawa adalah antara lain:
1. La Unru yang menjadikan Taliwang sebagai basis perjuangannya menentang penarikan pajak oleh Belanda sekitar tahun 1907-1908. La Unru akhirnya dibuang ke Batavia dan terakhir ke Cirebon sampai meninggal.
2. Baham yang menjadikan Batu Lanteh dan sekitarnya menjadi basis perjuangan menentang kerja paksa dan penarikan pajak oleh Belanda tahun 1911 – 1924. Gerakan Baham semakin intensif sejak kembali dari pembuangannya dari Sawah Lunto tahun 1922, gerakannya lebih gencar dan semakin berwawasan nasional karena interaksinya dengan Haji Abang di Padang.
3. Sultan Kaharoeddin yang berjuang melawan Belanda sejak sebelum kemerdekaan dan saat mempertahankan kemerdekaan sampai bergabung dengan Republik Indonesia. Rapat-rapat pro kemerdekaan yang di adakan di Istana kerajaan dan pengibaran bendera merah putih di istana kerajaan pada saat Belanda melakukan pengawasan ketat, adalah sesuatu yang penuh resiko saat itu.
4. Lalu Ismail Dea Malela. Sepak terjangnya Dea Malela cukup merepotkan dan ditakuti Belanda. Agama dijadikan perekat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Berakhir dengan pembuangannya ke Afrika Selatan.

Material dari calon pahlawan nasional yang akan diajukan itu sudah bisa mulai dibahas dalam seminar yang diadakan paling tidak di Sumbawa Besar, di Mataram dan di Jakarta. Kemudian hasil seminar diserahkan ke Pemda kab.Sumbawa dan pemda kab. Sumbawa Barat untuk persiapan diajukan ke Pemerintah Pusat untuk dimohonkan pemberian gelar pahlawan nasional.

Dalam Pasal 52 PP No.35/2010, diuraikan lebih detail mengenai mekanisme permohonan usul pemberian gelar, yaitu bahwa pemberian gelar diajukan melalui bupati/walikota atau gubernur kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Selanjutnya Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial mengajukan permohonan usul pemberian gelar kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Demikian semoga jadi pertimbangan.

Oleh : Yaminuddin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here