KARTU KUNING DAN GERAKAN MAHASISWA ZAMAN NOW (EDISI PERTAMA)

0
1589

KPPN (Komite Pemenangan Pemilu Nasional) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) telah menggelar forum diskusi publik dalam rangka merespon berbagai issu nasional dan aktual dengan judul: “Kartu Kuning dan Gerakan Mahasiswa Zaman Now”. Acara akan diselenggarakan pada Rabu, 7 Februari 2018 di Kantor DPP PAN,
Jakarta Selatan.

Nara Sumber tampil adalah:
1. Rocky Gerung ( Pengamat Politik UI );
2. Ganjar L Bondan( Pakar Hukum Pidana UI)
3.Chandra Tirta Wijaya( Mantan Aktivis Mahasiswa UI/
Pengurus DPP PAN ); dan,
4. Chusnul Mar’iyah ( Dosen Ilmu Politik UI )

Pada level mahasiswa tampil Ketua BEM UIN, dan dimoderatori Yasmin Muntaz. Acara ini juga dihadiri Pendiri PAN, Amien Rais.

Suasana internal kader PAN level DPP terkait aksi Kartu Kuning ini cukup unik dan kontroversial. Sehari sebelum.acara ini digelar, muncul pemberitaan di media sosial khususnya, sekelompok kecil kader mengaku Generasi Muda PAN mengapresiasi prestasi Rezim Jikowi, lalu memberi Kartu Hijau. Hal ini sangat bertentangan dengan makna Kartu Kuning Ketua BEM UI dan judul didiskusikan di DPP PAN.

Aksi sekelompok kecil kader PAN ini sebagai bentuk apresiasi atas kerja pemerintahan Jokowi-JK. Dalam urusan apa kinerja dimaksud? Mereka hanya berasumsi tanpa data, angka dan fakta menunjukkan urusan infrastruktur. Bagi mereka, Jokowi fokus mengejar ketertinggalan infrastruktur Indonesia dibanding negara lain.

Tidak dijelaskan bentuk infrastruktur apa yang mereka maksud Jokowi telah memiliki kinerja. Padahal dalam realitas obyektif, kinerja Jokowi urus infrakstruktur atau Proyek Strategis Nasional (PSN) tergolong buruk dan tergolong gagal mencapai target. Lihatlah data, fakta dan angka versi Pemerintah di bawah ini.

Dilaporkan CNN Indonesia, 14,/12/2017, Pemerintah mengakui, hingga Akhir Nopember 2017, baru empat dari 245 Proyek Strategis Nasional (PSN) Jokowi yang Rampung. Tiga proyek diantaranya merupakan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dengan investasi Rp. 415 miliar, sedangkan satu proyek lain adalah Jalan Tol akses Tanjung Priok senilai Rp 6,7 Triliun. Semua proyek itupun kelanjutan dari Era Rezim SBY sebelumnya.

Aksi kader PAN Kartu Hijau ini mendapat perhatian dari seorang kader senior dalam diskusi DPP PAN ini. Ia mendesak agar DPP PAN memberikan sanksi kepada pemberi Kartu Hijau kepada Jokowi itu.

Sikap sekelompok kader dengan Kartu Hijau itu ternyata terpatahkan melalui forum diskusi ini. Amien Rais pendiri PAN justru menunjukkan sikap mendukung aksi mahasiswa UI Kartu Kuning kepada Jokowi. Bahkan, Amien Rais pribadi memberi Kartu Merah.

Amien Rais memberikan Orasi singkat dalam diskusi KPPN DPP PAN Dengan mengucapkan terima kasih kepada UI dan Ketua BEM UI *Zaadit Taqwa* dalam Dies Natalis UI, yang memperingatkan Jokowi dan Pemerintahannya Dengan Mengacungkan *Kartu Kuning* sebagai sebuah koreksi terhadap
Kondisi dan situasi Bangsa saat ini.Dengan Ungkapan: “Saya dan PAN mendukung Gerakan Mahasiswa Pemberian Kartu Kuning” Dan InshaAllah saya berada didepan.

Kembali pada pandangan Nara sumber dalam diskusi publik DPP PAN ini, Narasumber pertama yang memberikan pandangan yakni Rocky Gerung. Ia memulai pendangannya dengan asumsi dasar, dalam keadaan tidak stabil atau labil, perlu ada pemantik. Ibarat adanya nyala yang kecil akan membakar semuanya. Karena UI adalah kampus perjuangan, kampus amanat rakyat, Kartu Kuning itu semacam mencari simbol yang efektif. Kartu Kuning mahasiswa UI itu membatalkan seluruh kartu Jokowi. Semacam synopsis dari mahasiswa UI. Dan simbol itu membatalkan konsep Nawacita Jikowi. Semua kalimat dikeluarkan oleh pendukung rezim, batal demi akal sehat. Memang ada yang mengecam mahasiswa , atau mengrkritik seperti kata-kata:”Baca dulu dong teori makro ekonomi”. Teori makro ekonomi. sekarang ini sebenarnya sangat mudah didapat di pdf, mensos. Tetapi melakukan kritik terhadap situasi ekonomi yang dilandaskan oleh konsep ekonomi makro yang salah, hanya datang dari pikiran yang jernih, yang tidak dibatasi oleh teori makro ekonomi, teori kebijakan publik, teori legitimasi, dll. Ini masalah hidup yang membatasi kemerdekaannya. Mahasiswa menerobos batas itu. Bukan tugas mahasiswa mengatasi masalah di Asmat. Itu tugas pemerintah. Mahasiswa memberikan kritik akademik, mengurai masalah. Kritik adalah antithesis, bukan sintesis. Tentang solusinya adalah tugas pemerintah yang dibayar untuk itu.

Bagi Gerung, aksi Kartu Kuning Ketua BEM UI itu justru lunak. Seandainya, Ketua BEM itu mahasiswanya, yang terjadi bukan memberi Kartu Kuning, tetapi Kartu Merah (TIM Redaksi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here